Catatanku...

09 April 2007


“Petualangan 15 Jam”
DPD IMM Jawa Tengah*

Oleh Akhirudin Subkhi**


Sekaran. Entah kenapa sejak seminggu di rumah beberapa minggu kemarin, saya suka (ingin) menulis tentang apa saja. Entah karena termotivasi sering baca berbagai hal ketika dirumah, apa memang lagi mood atau dampak semangat kerjain skripsi (chi...ehh..). Saya tidak tahu persisnya. Teringat kata dosen saya dari pada “grundhel” di dalam hati lebih baik dikeluarkan (ditulis). Pada hari Rabu (4/4), saya janjian dengan teman-teman Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Tengah di Sekretariat DPD IMM Jawa Tengah, alamat tepatnya Jl. Singosari No. 33 Kota Semarang. Ada beberapa agenda yaitu Silaturahmi (Audiensi) dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Blora dan Pimpinan Cabang (PC) IMM Blora. Untuk agenda dengan PC IMM Blora, memang ini agak khusus karena mereka baru saja reorganisasi, menghasilkan kepengurusan baru yang ini akan membangkitkan “tidur panjang” PC IMM Blora.

Hari itu cuaca biasa-biasa saja, saya turun (menuju) ke Sektretariat sekitar jam 08.45 WIB. Pikir saya terlambat gak enak sama teman-teman yang lain. Kan saya yang mengundang untuk kumpul jam 09.00 WIB di Sekretariat. Sampai di tujuan akhirnya terbukti sudah ada IMMawan Alrosyid Ridlo (Sekretaris Umum), IMMawati Aniesh (Bendahara II), tapi saya lihat belum ada teman-teman yang dari Surakarta. Berarti ditunggu beberapa menitlah, kan jauh (pikirku).

Setelah menunggu, saya coba telpon IMMawan Reynal (Sekbid. Kader) untuk memastikan sudah sampai mana (klau ada yang berangkat), ternyata benar mereka sudah sampai di Sukun (Banyumanik). Karena masih belum pada datang, mereka pun saya suruh kumpul ke Sekretariat dulu biar mudah di koordinir. Menghubungi yang lain ternyata mendapat hasil IMMawan Zaman (Ketua Kader) tidak bisa ikut karena lagi di Kudus, IMMawati Doni (Ketua Korps. Intruktur) dan IMMawan Fany (Ketua Organisasi) gak diangkat. Belum jelas akhirnya siapa saja yang ikut ke Blora, saya pun masih harus mengecek ke PW Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah tentang peminjaman mobil yang kami ajukan beberapa hari lalu. Sudah dapat ijin bisa pakai mobil PWM tetapi katanya gak ada driver-nya karena para driver yang biasanya lagi ada urusan semua. Akhirnya IMMawan Zaidi (Ketua Hikmah) datang juga tetapi katanya gak bisa ikut karena ada urusan. Lumayan lama berselang IMMawan Reynal datang bersama IMMawati Doni, akhirnya mereka datang juga pikirku.

Tinggal pastikan kondisi IMMawan Fany dan cari driver. Hubungi teman-teman yang bisa (biasa) jadi driver pada lagi sibuk, akhirnya dapat mas Juma’in bisa ngantar kami ke Blora tetapi harus nunggu sampai jam 13.00 WIB karena beliau ada urusan. Apa boleh buat, kami nunggu. Pada hal jam baru menunjukkan sekitar jam 11-an (capek dech....). Singkat cerita akhirnya kami berangkat sekitar jam 13.30 WIB, rombongan terdiri dari lima orang, yaitu IMMawan Alrosyid, IMMawan Reynal dan saya dengan IMMawati Doni, IMMawati Aniesh.

Berangkat lewat jalur Semarang-Purwodadi-Blora. Sepanjang jalan Semarang-Purwodadi kondisinya bergelombang jadi harus berhati-hati, pemandangan samping kiri-kanan persawahan yang sangat luas. Ada yang menarik, sehingga IMMawan Reynal nyelethuk “lha wong semene ambane (sawah) kok isih impor (beras).” Saya pun hanya tersenyum, dan dengan enteng juga nimbrung “pada hal Jateng-kan termasuk lumbung (beras) Nasional.” Melewati baru pertama beberapa daerah di Purwodadi membuat saya tertarik membaca nama desa/kecamatan setiap kali melewati suatu desa/kecamatan.
Dan juga untuk menghidupkan suasana pun sesekali kami mengeluarkan komentar lucu tentang sesuatu yang dilihat atau salah satu dari kami menceritakan cerita lucu. Sehingga selama perjalanan kami pun “berkurang” bosannya. Habis kanan-kiri gitu-gitu aja (tau sendirikan Purwodadi). Setelah menempuh sekitar dua jam-an akhirnya masuk wailayah Kab. Blora. Disambut hujan rintik-rintik (orang jawa bilang hujan We-We). Agak beda pemandangannya setelah masuk Blora, karena lebih banyak yang bisa dilihat di kanan-kiri jalan. Setidaknya lebih variatiflah.

Karena sudah sampir sore dan dari Semarang belum makan siang akhirnya kami pun mencari warung makan, ada usulan makan sate blora katanya salah satu makanan khas blora. Sate ayam dikasih bumbu kacang dengan nasi putih hangat minumnya teh hangat,sangat cocok dengan suasananya. Entah karena lapar atau suka tak terasa saya makan habis sepuluh tusuk, jangan heran bahkan ada yang lebih lho (coba tebak siapa..). Setelah selesai makan kami pun langsung menuju ke Cepu karena rumah bapak ketua PDM Blora (lupa namanya) berada disana. Sehingga teman-teman Cabang Blora pun langsung kami SMS untuk ketemu disana sekalian.

Di sepanjang perjalanan Blora-Cepu kanan-kiri jalan terlihat hutan yang sangat luas, berbeda dengan Semarang-Purwodadi yang persawahan. Bahkan sampai indahnya pemandangan IMMawati Doni menngambil beberapa gambar dengan menggunakan camera Hp. Karena sejuk dan segarnya udara kami pun rela membuka kaca mobil dan mematikan AC agar udara bisa masuk kedalam mobil dan dihirup kesegarannya. Yang lebih menarik saat kami melaju burung elang jawa melintas didepan kami terbang rendah persis di kaca depan mobil. Sangat mengagumkan. Malah kata IMMawati Doni dulu malah tidak hanya elang jawa yang bisa dilihat, bahkan rusa (kidang) dulu juga masih banyak melintas atau dipinggir jalan. Tapi sekarang entah kemana.

Setelah lumayan lama perjalanan, akhirnya magrib kami sampai dirumah bapak PDM Blora, tapi sayang seribu sayang beliau baru di Yogyakarta karena anaknya sakit, memang beliau sudah janjian dengan kami tapi berita anaknya sakit juga dadak kata istri-nya. Apa mau dikata, udah jauh-jauh dari Semarang melewati “halang-rintang” ee...ternyata bapak-nya pergi. Tapi untungnya kami janjian dengan IMMawan-IMMawati Bora untuk bertemmu di Cepu, jadi agak bisa terobati rasa “mangkel-nya”. Karena udah magrib, kami pun sholat di masjid PKU Muhammadiyah yang berada di Kompleks Muhammadiyah. Jadi ini Kompleks milik Muhammadiyah yang disitu ada Balai Kesehatan (PKU), SLTP, Masjid, TK, SD dll, sangat lengkap. Area-nya sangat luas, jadi bisa disebut “Kompleks Terpadu Muhammadiyah”.

Ba’da sholat magrib, akhirnya teman-teman Cabang Blora datang ber-rombongan juga. Silaturahim dan Obrolan pun dimulai, bertempat diteras masjid dengan ber-lesehan, terasa sangat kekeluargaan sekali. Setelah kami memperkenalkan diri giliran mereka yang berta’aruf. Yang datang pada waktu itu antara lain IMMawan Mahrus (Ketua Umum), IMMawan Irfan (Sekretaris Umum), IMMawan Sunarto (Bendahara Umum), IMMawati Denok Farida (Kabid. Organiasi), IMMawan Ernawan (anggota Bid.Organisasi), IMMawati Siti Fatichah (Kabid. Kader), IMMawati Prihatini Puji (Kabid. Sos-Ek), IMMawati Endang Sri Rohati (SekBid. Sos-Ek), IMMawan M. Latief (SekBid. Keilmuaan), IMMawati Herlin (Kabid. Immawati), IMMawati Lusi Apriasih (Sekbid.Immawati), IMMawati siti Rochani (Anggota Bid. Immawati). Untuk Pimpinan Cabang Blora ini rata-rata masih pada semester dua, tapi rat-rata juga udah pada kerja (malu tuh DPD yg udah semester tua tapi belum kerja). Mereka rata-rata kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM). Alhamdulillah, semoga ini menjadi awal kebangkitan IMM Blora. Kata teman saya “kita kasih nama saja Deklarasi Blora atau Deklarasi Blok Cepu sekalian.” Ada-ada saja, tapi memang tidak lagi mengada-ada.

Karena malam terus larut, kami pun akhirnya berpamitan. Saat akan pulang kami ber-empat sempat ribut pulang lewat Cepu-Blora-Purwodadi-Semarang atau Cepu-Ngawi (Jawa Timur)-Surakarta-Semarang (hampir deat clok!). Akhirnya dikarena banyak hal yang harus dipertimbangkan akhirnya kami pulang lewat Cepu-Ngawi-Surakarta-Semarang. Lagian sekalian ngantar IMMawan Reynal (yg besuk langsung mau ke Purworejo) dan IMMawati Doni (yg mau ngurusi DAD Salatiga) untuk pulang dulu ke Surakarta.
Diperjalanan Cepu-Ngawi (Jawa Timur) sepanjang perjalanan ternyata kanan-kiri hutan-hutan yang menyeramkan dengan kondisi jalan tak kalah mengerikan. Sampai-sampai harus “senam jantung” sepanjang perjalanan (tetap waspada dan waspadalah!). Sehingga sepanjang perjalanan pun kami tak bisa tertidur untuk mengurangi suasana yang menyeramkan kami coba buat suasana yang mengundang tawa dengan cerita-cerita konyol, lucu dan gak penting kali. Sehingga tanpa terasa akhirnya keluar juga dari Ngawi masuk Surakarta, saya pun baru bisa tidur pulas.

Sudah sangat pulas tahu-tahu dibangunkan untuk makan di warung pinggir jalan. lesehan dengan menikmati nasi, telur, tewel, daun tela dan minum teh hangat. Lupa apa nama makanan itu nasi bla bla bla. Pokoknya enak banget! Setelah itu, ngantar IMMawan Reynal dan IMMawati Doni sampai di kostnya. Singkat cerita, giliran IMMawati Aniesh yang diantar sampai kost, setelah itu tahu-tahu saya sudah dibangunkan karena telah sampai di PWM, saya lihat jam di Hp menunjukkan jam 04.30 pagi! Gila pikirkku, berangkat jam 13.30 WIB (baru) pulang 04.30 WIB. Apa ini yang namanya perjuangan? Perjuangan untuk IMM dan Perjuangan lillahitaq a’la. Dalam hatiku pun baru terasa ternyata Jawa Tengah sangat luas, berarti teritori DPD IMM Jawa Tengah sangat luas karena se-Jawa Tengah! Butuh sebuah Iktiar yang terus menerus (tanpa henti), karena dengan begitu Abadi Perjuangan IMM. Perjuangan Abadi tentunya...amin. Wallahualam.

-terakhir diperbarui 8 April ’07-

* memorial lepas 4/4/07,
** adalah SekBid. Organiasi DPD IMM Jawa Tengah periode 2006-2008





Baca selanjutnya...

05 April 2007




Satu Hari Yang Sangat Mengesankan*
Oleh IMMawan Akhirudin Subhki**



Sekaran. Hari Jum’at (30/3) saya dapat pengalaman sekaligus kegiatan yang mengesankan. Mengesankan karena baru kali ini saya dapatkan. Waktu itu hari Jum’at tepatnya jum’at sore, saya seperti biasa turun ke Singgosari (tepatnya Singgosari I-A) untuk rapat pimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Semarang, jam menunjukkan 16.15 WIB, saya tiba di kantor PD Muhammadiyah Kota Semarang seperti biasa juga keadaan masih sangat sepi teman-teman pimpinan yang lain masih belum datang juga. Memang biasanya, saya selalu (termasuk) datang yang paling awal. Tapi tak apa, saya tunggu saja dalam batin saya. Naik ke lantai 2 menuju ke Sekretariat IMM Kota Semarang mengecek bilamana mungkin ada surat atau undangan masuk kalau pun tidak ada menata lemari dan merapikannya juga gak apa, sambil menunggu teman. Tak terasa jam menunjukkan 17.05 WIB, saya turun ke lantai I mungkin sudah ada teman yang datang pikirku. Sambil nongkrong nunggu ah...., akhirnya immawati Ery (Ketua Immawati IMM Kota Semarang) datang. Ternyata jum’at ini gak ada rapat karena ada Darul Arqam Dasar (DAD) Bersama oleh IMM KorKom Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) dilaksakan di Islamic Centre Manyaran. Bagiku Islamic Centre tempat yang tak asing lagi karena bulan Desember tahun lalu juga ada kegiatan Musyawarah Daerah (MUSYDA) XIII IMM Jawa Tengah di tempat tersebut. Akhirnya kami berdua sepakat untuk menunggu teman yang lain mungkin ada yang datang mampir ke PDM dulu.

Tapi beberapa menit kemudian kami pun sepakat untuk berangkat langsung menuju Islamic Centre,lagi pula beberapa teman-teman ada yang dihubungi bilang gak berangkat dan ijin datang terlambat. Di perjalan saya sempat khawatir karena cuaca tidak mendukung, gimana tidak khawatir, sore itu langit gelap gulita dan beberapa kali halilintar pun sudah menyambar-nyambar keliatan di kejauhan. Sebagai seorang Geograf pikirku...Wah ini awan sudah sampai titik jenuh....pasti bentar lagi hujan! Apa lagi analisisku dibarengi dengan bukti sudah mulainya air rintik-rintik mulai berjatuhan. Waduh, kekhawatiranku pun bertambah tapi akhirnya sampai tempat tujuan belum terjadi hujan deras. Lega rasanya karena gak jadi kehujanan. Ternyata sudah ada teman-teman DPD IMM Jateng yaitu IMMawan zaman (Katua. Kader), IMMawan Alrosyid Ridlo (SekUm), IMMawati Doni (Ketua Instruktur) dan IMMawati Henis, ada juga teman-teman PC IMM Kota Semarang yaitu IMMawan zaidi (Ketua Umum), IMMawati Aniesh (Ketua Kader) IMMawan Sigit (Sekbid. Iptek), dan tentunya para panitia dari IMM UNIMUS. Dan selang beberapa menit pun IMMawan Sunanto (Ketua Umum IMM JaTeng), IMMawan Reynal Falah (SekBid. Kader IMM JaTeng), IMMawan Reza (Ketua Umum IMM UNDIP Tembalang), IMMawan Abdul (Ketua Umum UNDIP Pleburan), IMMawati Azizah (Ketua Kader IMM UNNES), IMMawati Rini (mantan Ketua Iptek IMM Bogor) pun juga datang. Wah sore ini ketemu aktivis-aktivis muda yang hebat-hebat!

Tak terasa telah istirahat sejenak terdengar adzan magrib. Kami pun bergegas menuju masjid Islamic Centre yang berada di dekat situ masih satu komplek. Ba’da magrib semua peserta registrasi dan kondisikan untuk persiapan pembukaan. Wah, pesertanya banyak sekali! Kata seorang panitia perserta 250 orang dari UNIMUS, 2 orang delegasi UNNES, 2 orang delegasi IMM UNDIP Tembalang, 1 orang delegasi IMM UNDIP Pleburan yang ikut DAD kali ini. Saat nunggu persiapaan pembukaan, ternyata IMMawati Nia (Ketua Iptek DPD IMM JaBar) datang, kami pun ngobrol. Katanya IMM Bogor juga lagi DAD. Alhamdulilla, pada semangat!

Pembukaan berjalan lancar di buka oleh PR III UNIMUS (siapa yach??...lupa). Setelah menyanyikan lagu Mars IMM, ada teman sebelah saya yang mengatakan “wah baru kali ini saya bergetar nyanyi mars IMM, ada rasa yang beda.” Saya pun dengan enteng berkata “emang kenapa kok bergetar?”. “Wah..gak tahu kenapa...seperti gak biasanya aja” ujarnya. Alhamdulillah temanku mungkin lagi semangat kali, semoga tambah semangat terus” ujar dalam hatiku. Setelah sholat isya’ makan malam terus dilanjutkan dengan sesi mengisi biodata peserta.

Malam hari materi memang belum mulai karena akan dimulai pagi hari. Pagi hari sekitar jam 06.00 WIB aku pulang ke kost dulu karena harus mandi dan ganti pakaian, lagian juga aku mau jemput Miftah (Ketua Umum IMM Hamka UNNES), kan dia nanti bisa bantu-bantu jadi instruktur dan pulangnya nanti bisa sekalian aku minta bawa komputerku yang lagi (tak titipkan) di PD Muhammadiyah. Sampai di Sekaran aku pun mampir ke Warnet sebentar karena hari ini sabtu berarti harus “order” team Hattrick-ku, setelah itu pulang ke kost mandi dan ganti pakaian sekalian mampir ke Miftah.
Sampai Islamic Centre, ternyata belum mulai acaranya. Team instruktur melakukan brefing sebentar untuk persiapan materi pertama, pembagian siapa pendamping kelas dan pembagian pembicara serta jadwalnya. Karena banyak peserta maka untuk efektifitas maka dibagi tujuh kelompok . Yang menarik adalah nama-nama kelompok diberi nama para tokoh-tokoh IMM tempo dulu, seperti Djazman Al Kindi, Yahya Muhaimin, Syamsu Udaya Nurdin, Din Syamsudin, Farid Fadhoni, Rosad Sholeh, Sudibyo Markus. Kebetulan saya dapat bagian menjadi pendamping di kelompok Yahya Muhaimin, terdiri 17 peserta. Dalam hatiku lumayan...

Materi I tentang ke-IMM-an (sejah IMM: dulu, sekarang dan besok) dikelompokku diisi oleh IMMawan Zaidi Basiturrozak (Ketua Umum IMM Kota Semarang), materi II tentang Tri Kompetensi (Religiusitas, Intelektualitas dan Humanistas) oleh IMMawan Sunanto S. HI (Ketua Umum IMM Jawa Tengah), materi III tentang Keorganisasian (Stuktur IMM dan Peran PK) oleh IMMawan Al Rosyid Ridlo (Sekretaris Umum IMM Jawa Tengah). Tapi untuk materi II ini dilakukan secara bersama-sama di Aula Utama. Setelah itu, pos-tets.

Akhirnya dilakukan penutupan sekitar jam 17.00 WIB, dengan sesi yang sangat seremonial dan menyanyikan Mars IMM tentunya! Semua sangat bersemangat! Semoga ini bukan titik terakhir dari IMM tapi adalah titik awal untuk IMM Kota Semarang -yang akan melaksanakan reOrganisasidan re-Generasi bulan april- secara umum dan IMM UNIMUS secara khusus, apa lagi saat team instruktur telah menyeleksi hasil post-test banyak peserta yang potensial jadi kader militan yang akan siap berperan menjadi kader pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita Ikatan, Persyarikatan, Bangsa dan Negara. Amin.

Sekarang semua ada ditangan para kader (alumni DAD) menjadi “the Winner our the Louser” adalah pilihan, “Mostly on You!” Menjadi “Leader” atau “Follower.” Be “the Winner or “the Looser”, siap menggembirakan dakwah lewat IMM. Menggugah kesadaran nurani untuk menjadi “khalifah fil ard” yang mendapat mandat dari Allah SWT untuk mengelola bumi, menegak agama Allah, “Isy Kariiman au mut Syahidaan”, Hidup Mulia atau Mati Syahid.Wallahu a'lam. Abadi Perjaunagn IMM, Abadi Perjuangan Kami!

Menolak Tunduk, Bangkit Melawan
Karena Mundur adalah Pengkhianatan!


Ahad, 1 April ‘07
-EL Jundi, Sekaran

* memorial pasca DAD bersama
** adalah Sekretaris Umum IMM Kota Semarang periode 2006-2007



Baca selanjutnya...


Sa’thumuk Bathuk Sanyari Bumi
Oleh Akhirudin Subkhi*


Ada kata bijak dari masyarakat Jawa sa’thumuk bathuk sanyari bumi yang kurang lebih seperti artinya bahwa sekecil apapun tanah maka akan sangat berharga. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa tanah adalah salah satu materi yang mempunyai nilai yang sangat tinggi (berharga) pada saat ini.
Adanya kasus penggusuran dari pihak yang mengaku pemilik tanah dari orang yang mendiami tanah tersebut banyak terjadi dimana-mana. Sebagai contoh di Kota Semarang belum lama ini kasus Cakrawala antara pehuni kawasan pemukiman cakrawala dan beberapa orang dan ormas yang mengaku sebagai pemilik tanah yang sah. Berlarut-larutnya masalah tersebut tentu saja sangat tidak diinginkan semua pihak. Masyarakat Cakrawala mengklaim bahwa mereka pemilik tanah karena telah membeli tanah tersebut dan telah membayar pajak ke pemerintah setempat. Dan anehnya lagi kawasan pemukiman tersebut ada aliran listrik disana dan telah terbentuk stuktur pemerintah, yakni rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW)

Disisi lain para pemilik dan ormas yang mengaku memiliki tanah tersebut juga mempunyai bukti sertifikat yang sah dengan memngkliam sejak puluhan tahun yang lalu. Namun lucunya, orang dan ormas tadi kenapa baru “berteriak” saat ini bahwa tanah cakrawala tersebut milik mereka. Apa karena harga dan nilai tanah cakrawala yang sudah tinggi sehingga mereka tergiur untuk mempermasalahkannya? Itu sangat logis karena letak geografis dan admnistratif tanah cakrawala berada pada pintu keluar jalur tol menuju Kali Banteng. Klau memang punya mereka, kenapa lupa sampai bertahun-tahun? Bukankah punya sertifikatnya? Mengingat sangat pentingnya (baca: berharga) sekecil apa pun ukuran tanah jika merujuk falsafah orang jawa!
Masalah yang terjadi di Kota Semarang hanya salah satu contoh dari sekian banyak kasus pertikaian warga dan beberapa pihak menyoal tanah. Hukum yang kurang tegas dan tersosialisasi, masyarakat yang kurang paham akan hukum yang berlaku, masih kacaunya sistem birokrasi yang ada sampai desakan ekonomi yang makin menggurita. Dengan perkembangan seperti sekarang ini, progresifsitas pembangunan fisik akan dibarengi dengan ketersediaan tanah yang semaikin sempit. Berkurangnya ketersediaan lahan (tanah) dari tahun ke tahun adalah sunatullah yang harus di yakini. Namun yang jadi persoalan berikutnya adalah sejauh mana penggunaan tanah yang ada dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dari lahan (tanah) tersebut.
Masih lemahnya sistem kontrol (kebijakan) yang dimiliki oleh pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada ekologi dan masyarakat (public). Salah satu contoh, adanya ijin boleh dan tidak lahan digunakan adalah keputusan (kebijakan) pemerintah. Jika dari itu (awal) saja sudah tidak sesuai dengan aturan yang ada (misal: RUTRK, RUTRW dll) dan tidak berpihak pada ekologi dan masyarakat maka ini akan menjadi pemicu permasalahan di masa depan.

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu…..” (Al Qur’an 2:22)

-Berpijak pada kebenaran ilahi sangat sulit-
Coba katakan TIDAK!


* mahasiswa Geografi UNNES


Baca selanjutnya...